Header

Siapa yang Seharusnya Mengerjakan Pekerjaan Ibu Rumah Tangga?

23 comments
Konten [Tampil]
pekerjaan rumah tangga
Sedang hangat pembahasan tentang sebenarnya siapa yang seharusnya mengerjakan pekerjaan Ibu rumah tangga? Apakah sepenuhnya tugas istri? Atau tugas suami?

Aku dan teman-teman akhirnya berdiskusi tentang siapa yang sebenarnya mengerjakan pekerjaan rumah tangga setelah menanggapi fenomena suami yang turut membantu mengerjakan pekerjaan ibu rumah tangga.

Si A bilang, "pekerjaan ibu rumah tangga itu ya mengerjakan semua pekerjaan rumah. Mulai buka mata (bangun tidur) sampai tertutup lagi (tidur lagi). Sedangkan pekerjaan suami ya cari nafkah."

Lalu si B bertanya dengan bingung, "kalau itu semua adalah tugas ibu rumah tangga, gimana dengan ibu yang bekerja di ranah publik?"

Kemudian di sanggah oleh si C yang berkata bahwa "pekerjaan rumah tangga adalah tugas suami. Jadi istri bebas mau bekerja di ranah publik atau tetap berada di rumah. Istri hanya membantu pekerjaan tersebut, namun tidak wajib"

Lho lho lho..! 
Jadi yang tepat pekerjaan ibu rumah tangga itu siapa yang mengerjakan ya??

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga, Siapa yang Mengerjakan??

Jika membahas perkara rumah tangga, memang nampak sepele tapi sebenarnya cukup rumit, ya?!

Rumah tangga sudah pasti kaitannya dengan tugas dan hak suami istri. Dalam konteks ini, pekerjaan ibu rumah tangga yang ku maksud adalah segala aktivitas atau kegiatan yang dilakukan dalam rumah.
 
Pekerjaan ibu rumah tangga
Seperti memasak, mencuci, menjemur, menyapu, mengepel dan lain-lain. Pekerjaan rumah ini memang identik dengan ibu rumah tangga kan? Mengapa?

Karena pada umumnya, penggambaran ibu rumah tangga adalah ibu yang tidak bekerja di ranah publik (meninggalkan rumah) dan tetap berada di rumah.

Mayoritas kegiatan yang dilakukan ibu rumah tangga memang mengerjakan pekerjaan rumah, mengelola rumah tangga dan mengurus anggota keluarga.

Sedangkan ibu yang bekerja di ranah publik biasanya disebut dengan ibu pekerja. Meskipun tidak sedikit dari para ibu pekerja yang sesampainya di rumah juga mengerjakan pekerjaan rumah tangganya.

Nah, menurut Buya Yahya di suatu sesi tanya jawab disalah satu kajian beliau yang aku simak melalui channel YouTube, perkara pekerjaan rumah tangga dibahas melalui dua sisi, yaitu:

1. Hak dan Kewajiban

Ustadz Adi Hidayat menyampaikan di salah satu kajian beliau, bahwa dalam surat An Nisa ayat 34 dijelaskan tugas pokok suami dan istri, yang arti dari ayat tersebut adalah:
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).”
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan agar menjadi pasangan yang saling melengkapi, maka suami dan istri memiliki perannya masing-masing berdasarkan ayat di atas.

Tugas Suami

1. Menjadi seorang pemimpin
Pemimpin yang dimaksud adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab penuh atas istri dan anak-anaknya, baik perkara dunia maupun akhirat.

Seperti yang dijelaskan pada surat At-Tahrim ayat 6, tugas utama seorang suami adalah menjaga keluarganya dari siksa api neraka dengan cara mengajarkan tuntunan agama pada keluarganya.

Maka sebaiknya, sosok suami adalah teladan bagi keluarganya. Memberikan kasih sayang, perhatian dan ketulusan untuk mengayomi dan melayani keluarga.

2. Mencari nafkah
Allah menciptakan lelaki dengan perangkat pencari nafkah. Setiap usaha yang dilakukan suami untuk mencari nafkah telah Allah tetapkan rezekinya. Dan dalam rezeki suami sudah Allah dititipkan pula rezeki istri dan anaknya.

Tugas Istri

Perempuan atau istri sholehah tugas pertamanya adalah qonitat, taat kepada Allah dengan cara menaati suami sepanjang suami menyuruh dalam hal baik (tidak menyalahi syari'at Islam)

Menjaga nama baik keluarga, terutama suami, ketika suami tidak sedang berada di rumah atau dimanapun.

Begitupun menurut Buya Yahya, pekerjaan rumah tangga dari mulai memasak, mencuci, dan lainnya adalah tugas suami. Namun ada yang lebih mulia dari hak dan kewajiban.

2. Kasih Sayang, Cinta dan Keindahan

Menurut Buya Yahya, jika bicara tentang sisi ini maka hak dan kewajiban seperti melebur, bahkan tidak ada.

Karena posisi kasih sayang, cinta dan keindahan lebih agung. Sehinga jika masih melihat dari sisi hak dan kewajiban artinya posisinya masih rendah, belum masuk wilayah cinta. Dan tidak ada keindahan di dalamnya.

Semua kewajiban dan tugas pun akan terasa berat, karena belum ada cinta dan ketulusan. Namun jika semua dikerjakan karena cinta, maka akan terasa ringan dan indah.

Memang istri tidak wajib mengerjakan pekerjaan rumah tangga, namun itu adalah bentuk dari pengabdian dan cinta. Dan jika istri mengerjakan pekerjaan ibu rumah tangga dengan ikhlas, hadiahnya adalah pahala.
  
Pahala ibu rumah tangga
Jika sampai ditemukan seorang istri tidak mau membantu pekerjaan rumah, yang mana dia tahu tugas dan tanggung jawab suami begitu banyak dan beratnya, maka perlu ditanyakan hatinya. Ada apa dengan hatinya sehingga tidak ingin mengabdi pada suami??

Kesimpulan

Setelah memahami pekerjaan ibu rumah tangga umumnya bukan kewajiban seorang istri, melainkan tugas suami, ada kesimpulan yang bisa diambil, yaitu berumahtangga bukan hanya tentang hak dan kewajiban.

Namun lebih mulia dari itu, yaitu pasangan suami istri yang saling; saling mencintai, saling membantu, saling menutupi kekurangan dan saling mencintai.

Suami tidak hanya menuntut istri melakukan semua pekerjaan rumah, namun turut membantu dan mengerjakannya bersama.

Inilah kunci rumah tangga sakinah, mawaddah dan warohmah. Karena ada kesadaran cinta dalan bentuk pengabdian, sehingga perjalanan rumah tangga terasa begitu indah. Suami dan istri saling bekerjasama memenuhi tugas utama masing-masing.

Harapannya setelah memahami ini, tidak ada lagi keluhan karena kelelahan mengurus rumah dan anak, sampai tidak memiliki waktu untuk me time atau bahkan merasa tidak bahagia dalam pernikahannya.

Fyi, dari pekerjaan rumah tangga yang biasa para istri lakukan juga bisa jadi sumber penghasilan lho! Mau tahu caranya? Sila baca artikel selanjutnya dengan judul, pekerjaan ibu rumah tangga yang menghasilkan uang ya! 

Semoga bermanfaat!













Sumber:
https://youtu.be/173YzuGzqQc?si=zTpWNRhcEuVSK9_L
https://tafsirweb.com/1566-surat-an-nisa-ayat-34.html
https://youtu.be/Olui7hQBj-4?si=0w6BeRwnxWTs8E-b
Sendy Yunika
Stay at Home Mom - Blogger - Writer

Related Posts

23 comments

  1. Saya setuju sihh, memang bukan tentang hak dan kewajiban, kalau ingin menjadi keluarga sakinah mawaddah warrohma , tapi tentang SALING , saling mengerti dan saling memahami

    ReplyDelete
  2. Memang dalam membangun sesuatu, khususnya rumah tangga itu kunci utamanya saling mengerti dan memahami, ya. Dengan begitu insyaallah semuanya akan indah.

    ReplyDelete
  3. Harus ada saling pengertian dari kedua pihak memang 😊

    ReplyDelete
  4. Yup harus bekerjasama satu sama lain..

    ReplyDelete
  5. Thank you mbak sendy yunika untuk artikelnya yg sgt related dg keadaan pasangan masa kini... Maa syaa Allah, begitu baiknya Allah telah mengatur kehidupan rumah tangga, dan setiap pasangan yg semakin mendekat kepada Allah, in syaa Allah pekerjaan rumah tangga menjadi ringan karena selalu berniat kan ibadah...

    ReplyDelete
  6. Benar sekali sendiii, alangkah indahnya saling membantu, kehidupan rumah tangga akan lebih nyaman. Karena suami dan istri saling support dalam perkara pekerjaan rumah tangga, pasti terasa ringan.

    ReplyDelete
  7. Dalam Islam, yg wajib mengerjakan pekerjaan rumah tangga adalah suami. Jadi kurang tepat jika dikatakan suami membantu istri memasak, menyapu, mengepel, dsb. Jika istri turut mengerjakan, maka istrilah yg sebenarnya membantu tugas suami, dan istri mendapat pahala yg besar. Istri memang harus taat kepada suami, tapi ini tidak berarti taat yg mutlak. Semisal saat makan malam tiba namun tidak ada makanan di rumah dan istri sedang lelah, maka suami tidak boleh memaksa istri memasak sedangkan ia sendiri malah nonton bola, ini adalah tindakan dzolim dan tidak dibenarkan. Karena memasak adalah tugas suami. Suami bisa membelikan makanan di luar, pesan online, dsb. Namun bagaimana jika penghasilan suami tidak cukup untuk memebeli makanan di luar namun istri sedang kelelahan? Ya mau tidak mau suami yg memasak, memang memasak bukanlah kewajiban istri. Namun istri bisa mendapatkan pahala besar apabila uang belanja dari suami cukup untuk membeli makan di luar dan istri pesan makan online sebelum istirahat. Jadi suami tidak boleh memaksa istri melakukan pekerjaan rumah tangga ya. Istri memang mendapatkan pahala jika membantu suami mengerjakannya. Namun apabila suami memaksa istri melakukannya dan istri menurut, istri akan mendapatkan pahala plus krna ada kesabaran yg ia jalani karena paksaan suami, namun suami akan berdosa karena dzolim kepada istri.
    Apabila suami berpenghasilan sangat besar namun tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah, maka wajib baginya mempekerjakan ART jika istri setuju. Karena secara financial suami mampu, dan istri tidak memiliki kewajiban mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

    ReplyDelete
  8. Yup, yg terpenting menurut saya adalah peran suami sebagai pemimpin dlm ajaran Islam..dimana setiap suami yg melaksanakan dengan baik sebagai pemimpin sesuai dg ajaran Islam akan melahirkan keluarga yang samawa,,karena saat suami memimpin dg kasih sayang kepada istri maka istri tanpa diminta akan dg ikhlas dan bahagia dalam membantu suami melaksanakan pekerjaan rumah..dan yang terpenting adalah jgn merasa lelah sendiri Krn masing² suami dan istri mempunyai pekerjaan dan tanggung jawab,,saling mensupport akan menambah rasa kasih dan sayang antar keduanya..🫶

    ReplyDelete
  9. saya setuju, suami istri itu saling, tidak ada yang harus ini dan itu kecuali kewajiban yang memang sudah sesuai syariat ya..selebihnya bisa diatur hehe

    ReplyDelete
  10. Bagi kami pekerjaan rumah tangga dikerjakan bersama-sama, siapa yang bisa kerjakan ya dikerjakan atau bagi tugas, karena rumah tangga tanggung jawab bersama

    ReplyDelete
  11. Nah ini menjadi perdebatan hihi, sayangnya tidak semua pasangan paham hak dan kewajiban suami istri, banyak suami yang merasa tugas dapur rumah semua tanggung jawab istri, padahal kalau ingat d surat nikah istri hanya membantu tugas suami d rumah, artinya sebenarnya itu tugas suami, segitunya islam memuliakan wanita sayangnya banyak yang meremehkan wanita dan menganggap semua pekerjaan rumah adalh tugas istri, tak heran banyak istri yang merasa depresi,

    ReplyDelete
  12. iya betul bukan ini hal siapa atau ini tugas siapa. Intinya dikerjakan bersama dan saling mengerti. Bukan tentang pembagian tugas saja.
    Namun sayangnya tidak semua laki-laki melek akan hal seperti ini. apalagi mereka yang dibesarkan di keluarga patriaki. Tabu seorang suami masuk dapur apalagi menyapu. Ada istilah itu pekerjaan perempuan.

    ReplyDelete
  13. Iya betul, perihal memahami kata saling saja dalam rumah tangga kesulitan. Please menikah itu butuh komunikasi, meski sepele terlihatnya. Karena ini ibadah seumur hidup jatuhnya kek berat, dan kata saling tadi yang melengkapi. Ahh menikah itu indah jika kata saling, beneran di praktekin. Naudzubillah, semoga kita berjodoh sampai jannah..

    ReplyDelete
  14. Masyaallah, pekerjaan ibu rumah tangga engga terhitung ya, dan harus ada komunikasi suami dan istri biar tidak ada yg terbebani masing2

    ReplyDelete
  15. Di rumah, saya dan istri mengerjakan pekerjaan domestik bersama-sama karena dalam pemahaman saya rumah tangga dibangun bersama sehingga setiap tugas pun dikomunikasikan untuk bisa saling melengkapi pekerjaannya

    ReplyDelete
  16. Cukuplah attahrim ayat 6 sebagai jawaban atas pertanyaan klise ini. Jika pahami betapa beratnya tanggung jawab suami dihadapan Allah atas semua anggota keluarganya. Bahkan untuk perkerjaan rumah tangga yang kita kerjakan tak sebanding dengan besarnya tanggung jawab suami atas istrinya dihadapan Allah. Istri melakukan tugas rumah tangga demi mencari ridho suami, untuk membawanya menjadi salah satu penghuni surga.

    ReplyDelete
  17. Saya setuju dengan pendapat yang mengatakan, berumah tangga tidsk hanya tentang hak dan kewajiban, namun harus SALING satu sama lain.

    ReplyDelete
  18. Setuju sekali, ini bukan hanya berbicara hak dan kewajiban tapi rumah tangga itu saling, agar kita juga sebagai perempuan tidak menjadi tumpuan dan diandalkan. Yang terpenting membangun komunikasi dengan pasangan kita agar kedepannya enak untuk saling dan berbagi tugas urusan domestik

    ReplyDelete
  19. Kuncinya ada pada kasih sayang dan kerjasama, ya. Kalau memandang segala sesuatu sebagai kewajiban memang terasa berat. Saatnya kita naikkan level agar sakinah mawaddah warahmah lebih mudah untuk digapai.

    ReplyDelete
  20. Indah sekali ketika kehidupan berumah tangga dilandasi cinta dan kasih sayang. Begitu banyak contoh dari Rasulullah dan istri-istri beliau mengenai bagaimana hidup bersama berumah tangga. Semoga kita dikaruniai keluarga yang bahagia di dunia dan di akhirat. Aamiin.

    ReplyDelete
  21. Pekerjaan rumah tangga itu ga ada habisnya, kalau menurut saya pekerjaan tersebut dikerjakan bersama, Rasul pun juga sudah mencontihkan bukan kalau beliau membantu istrinya dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga

    ReplyDelete
  22. Untuk urusan pekerjaan rumah ini sangat perlu komunikasi dua arah. Baik suami maupun istri berbincang dan mencari solusi serta mengambil kesepakatan yang baik sehingga bisa saling menghargai dalam urusan pekerjaan eumah tangga

    ReplyDelete
  23. Pada praktiknya dalam rumah tangga memang harus saling mengisi ya, Mbak. Mana yang longgar yanya mengerjakan, apalagi kalau tidak ada ART. Harus saling memahami dan menerima. Mengerjakan pekerjaan rumah tangga adalah salah satu bentuk bakti kita kepada suami yang bernilai pahala sedekah. Ya kita lakukan saja semampunya, jika tidak memungkinkan tinggal dikomunikasikan kepada suami. Dan suami harus siap membantu.

    ReplyDelete

Post a Comment