Header

Wisata Pantai Papuma Jember: Pengalaman Seru Bermain di Pantai Bersama Anak

Post a Comment
Konten [Tampil]
Mengajak anak bermain di pantai adalah salah satu wishlist-ku tahun ini. Alhamdulillah, beberapa hari lalu ada urusan di Jember, jadi aku punya kesempatan untuk sekalian mampir menikmati wisata pantai Papuma, salah satu pantai terbaik di Jember.

Anakku sangat excited. Dia sangat tidak sabar segera bermain di pantai. Kami tiba di Pantai Papuma sekitar jam tiga sore lewat, waktu yang pas, tidak terlalu panas dan langit masih cerah. 

Begitu turun dari mobil, kami disambut hamparan pasir putih, suara ombak yang menenangkan, dan deretan perahu nelayan yang membuat pemandangan sore itu terasa hidup. 

Lalu melihat wajah anak yang berbinar-binar setiap kali kakinya menyentuh air laut… rasanya semua capek perjalanan langsung hilang. Momen sederhana, tapi hangatnya luar biasa.

Jalur Masuk & HTM Wisata Pantai Papuma

Sebelum benar-benar sampai di Wisata Pantai Papuma, ada satu pengalaman kecil yang menurutku penting juga untuk dibagi, karena bisa jadi pertimbangan buat teman-teman yang mau ke sana.

Jadi, sebenarnya ada dua jalur menuju Pantai Papuma. Dalam perjalanan kemarin, aku sempat melihat papan arah menuju wisata pantai Papuma di sisi kanan jalan. Aku sudah sempat ragu mau belok atau lurus. Tapi karena Google Maps menyarankan tetap lurus, akhirnya aku ikuti petunjuknya.

Ternyata… rute itu membawa kami ke kawasan Pantai Watu Ulo terlebih dahulu. Begitu masuk area Watu Ulo, kami dikenai HTM Rp10.000 per orang karena memang sudah memasuki kawasan wisata tersebut.

Setelah itu, perjalanan dilanjutkan lurus terus melalui beberapa jalur tanjakan dan turunan sampai akhirnya tiba di gerbang masuk Wisata Pantai Papuma. Di sana masih ada penarikan HTM lagi, yaitu Rp25.000 per orang dan parkir mobil Rp10.000.

Bapak yang jaga gerbang Papuma bilang,
kalau tadi masuk lewat jalur pertama, yang ada papan petunjuk Papuma itu, tidak akan dikenai biaya masuk Watu Ulo. Jadi cukup bayar di gerbang pantai Papuma saja. 

Hanya saja, jalur pertama ini jalannya masuk ke area yang seperti hutan, jalannya lumayan berliku, naik turun, dan agak sempit. Banyak orang pilih jalur Watu Ulo karena jalannya lebih datar, lebar, dan mulus.

Jadi, kalau kalian nanti mau ke Papuma, bisa disesuaikan dengan kebutuhan:
– Mau lebih cepat dan jalan lebih bagus? Lewat jalur Pantai Watu Ulo.
– Mau hemat HTM? Lewat jalur pertama meskipun jalannya lebih menantang.

Dan pantai Papuma buka 24 jam ya, kata Bapaknya. 

Fasilitas Pantai Papuma & Pengalaman Naik Perahu

Di Papuma sudah tersedia beberapa fasilitas yang bisa dipakai pengunjung, mulai dari area parkir, toilet, tempat makan, hingga spot foto alami seperti batu karang dan perahu nelayan. 

Banyak tersedia tempat untuk duduk santai menikmati pemandangan ke arah laut di sekitar pantai di depan kedai makanan, dan ini gratis ya jika ingin duduk di sana. Tidak perlu beli makanan atau minuman dulu. Jadi nyaman banget buat duduk santai atau sekadar bermain pasir di tepi air.

Salah satu kegiatan yang paling berkesan kemarin adalah naik perahu wisata. Harga sewanya Rp 25.000 per orang, kapasitas perahu bisa sampai 15 orang. Tapi karena kami datang sore dan pengunjung sudah tidak terlalu banyak, perahunya berangkat tanpa menunggu penuh. 

Setelah dibagikan jaket pelampung, kami bebas memilih tempat duduk. Aku memilih duduk di bagian depan bersama anak dan suami. Dari situ pemandangannya lebih leluasa, ombak lebih terasa, dan pengalaman lautnya lebih nyata.

Ada tiga titik yang dikunjungi perahu:

1. Titik pertama: Goa Lowo

Perahu berhenti sejenak, kami bisa melihat mulut goa meskipun tertutup banyak tanaman di sekitarnya dan masih bisa mengabadikan momen dan menikmatinya. 

2. Titik kedua: Watu Ulo

Perahu tidak mendekat ke bibir pantai, tapi dari tengah kami tetap bisa melihat bentuk batuannya yang unik.

3. Titik ketiga: Watu Kodok

Spot karang khas yang bentuknya menyerupai kodok-kodok raksasa. Cantik dan unik, apalagi dilihat dari arah laut.

Anakku terlihat bahagia sekali. Sesekali dia mencoba meraih air laut di bawah, lalu tertawa setiap kali ombak membuat perahu bergoyang. Rasanya melihat kebahagiaannya itu menjadi hadiah tersendiri untukku.

Sayangnya kemarin langit sedikit berawan jadi matahari tertutup awan. Kami tidak dapat momen sunset. Tapi tetap saja, angin sore dan pemandangan lautnya menenangkan sekali.

Manfaat Mengajak Anak Bermain di Pantai

Bermain di pantai bukan hanya aktivitas menyenangkan, tapi juga memberikan banyak manfaat untuk tumbuh kembang anak, baik secara fisik, emosional, maupun sosial. Berikut manfaatnya, yang bisa sis masukkan ke artikel:

1. Melatih sensori secara alami

Pantai adalah playground sensori terbaik yang disediakan oleh alam. Anak mendapat banyak stimulasi:
  • tekstur pasir yang lembut atau agak kasar,
  • suhu air laut yang dingin,
  • hembusan angin,
  • suara ombak.
Semua rangsangan ini membantu mengembangkan sistem sensori anak agar lebih responsif dan matang.

2. Menguatkan motorik kasar dan koordinasi tubuh

Berlari di pasir, melompat mengikuti ombak, mengangkat pasir dengan ember kecil, semua ini melatih kekuatan otot dan keseimbangan tubuh. Pasir yang tidak rata juga membantu melatih fleksibilitas kaki anak.

3. Mengasah kreativitas & imajinasi

Di pantai, anak otomatis terpancing untuk berkreasi:
  • membuat istana pasir,
  • menggambar di pasir,
  • mengumpulkan kerang,
  • membuat bendungan kecil dari air laut.
Semua ini mengembangkan kreativitas tanpa batas.

4. Meningkatkan keberanian & percaya diri

Pantai punya elemen tantangan alami, seperti:
  • suara ombak besar,
  • ombak datang mendekat,
  • permukaan pasir yang licin,
  • naik perahu.
Ketika anak berhasil melewati “rasa takut kecilnya”, ia akan merasa lebih percaya diri.

5. Melatih kesadaran keselamatan (safety awareness)

Ini poin penting dan sangat berharga.
Saat anak melihat ombak yang mendekat, lalu menahan diri, mengatur posisi kaki, atau mundur sedikit supaya tidak jatuh, itu artinya ia sedang belajar:
  • membaca situasi,
  • memprediksi risiko,
  • menjaga keseimbangan,
  • melindungi dirinya sendiri.
Kemampuan ini tidak bisa dipelajari dari buku—harus dari pengalaman. Momen saat anak berusaha menjaga tubuhnya agar tidak terseret ombak adalah salah satu bentuk self-regulation, keberanian, dan kesadaran tubuh (body awareness).

Dan pantai adalah tempat aman untuk memperkenalkan konsep “bahaya kecil yang bisa diantisipasi”.

6. Meningkatkan hubungan emosional orang tua–anak (bonding)

Bermain di pantai memberi ruang untuk:
  • ngobrol santai,
  • tertawa bersama,
  • berfoto,
  • membuat sesuatu bersama,
  • menikmati alam tanpa gangguan gadget.
Momen seperti anak memegang tangan sis saat ombak datang adalah bonding yang tidak tergantikan.

7. Mengajarkan anak tentang alam

Pantai adalah “buku besar terbuka”. Anak bisa belajar langsung tentang:
  • pasang-surut,
  • jenis batu karang,
  • ekosistem laut,
  • perahu nelayan,
  • bentuk awan,
  • angin laut
  • juga tentang Tauhid
Semua terasa lebih membekas karena mereka melihatnya secara langsung. Aku masih ingat kemarin, saat anakku mulai didatangi ombak di pantai dia sambil berteriak dengan girang, "Yaa Allaah terimakasih atas nikmatMu!".

8. Mengurangi stres & memberikan efek relaksasi

Bukan hanya orang dewasa yang stress, anak juga punya capeknya sendiri.
Lingkungan pantai membantu:
  • mood lebih stabil,
  • pikiran lebih tenang,
  • energi positif meningkat,
  • meningkatkan kualitas tidur setelahnya.

9. Menumbuhkan rasa syukur & kebahagiaan sederhana

Melihat laut luas, mendengar ombak, memegang pasir, pengalaman ini membuat anak belajar menghargai hal-hal sederhana dan menikmati momen kecil.

Penutup

Perjalanan ke Wisata Pantai Papuma kemarin bukan cuma soal main di pantai, tapi juga tentang menikmati waktu bersama, belajar hal-hal kecil dari alam, melihat kebesaran Allaah dan cara tepat untuk menanamkan tauhid. Juga melihat bagaimana anakku tumbuh lewat setiap pengalaman barunya.

Dari bermain pasir, menjaga diri saat ombak datang, sampai ikut naik perahu dan merasakan angin laut, semuanya terasa berharga. Momen seperti ini mengingatkanku bahwa kebahagiaan kadang datang dari hal-hal sesederhana itu: hadir, bersama, dan menikmati alam apa adanya.

Menikmati alam memang obat alami. Rasanya bikin segar lagi, bikin hati penuh lagi. Next destination kemana ya? Mungkin ke Jawa Tengah? Jogja? Solo? Atau Semarang? Ada saran ga? 

Main di Hutan pinus juga oke kayaknya, karena kami belum pernah. Siapa tahu jadi perjalanan berikutnya. Kalau kalian rencana mau kemana?? 


Semoga bermanfaat! 










Sumber referensi:
1. Kumparan. (2023). Alasan Kenapa Anda Harus Ajak Anak ke Pantai. Kumparan.
https://kumparan.com/kumparanmom/alasan-kenapa-anda-harus-ajak-anak-ke-pantai
2. The Urban Mama. (2023). Manfaat Mengajak Anak Bermain di Pantai. The Urban Mama.
https://theurbanmama.com/articles/manfaat-mengajak-anak-bermain-di-pantai-m91235.html
3. Memorandum / Disway. (2022). Bermain Pasir di Pantai, Ini Manfaatnya untuk Perkembangan Anak. Memorandum.
https://memorandum.disway.id/read/128758/bermain-pasir-di-pantai-ini-manfaatnya-untuk-perkembangan-anak
4. Kompas TV. (2021). Atasi Sistem Sensorik Anak, Ini 6 Manfaat Jenis Permainan Sensory Play. Kompas TV.
https://www.kompas.tv/lifestyle/464875/atasi-sistem-sensorik-anak-yang-sering-diabaikan-ini-6-manfaat-jenis-permainan-sensory-play?page=all
5. Pemerintah Kabupaten Pangandaran. (2022). Manfaat Bermain di Alam Bebas Bagi Anak-Anak. Portal Pemkab Pangandaran.
https://portal.pangandarankab.go.id/berita/pemkab/manfaat-bermain-di-alam-bebas-bagi-anak-anak
6. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, Universitas Pasundan. (2021). Manfaat Bermain Pasir pada Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Dasar Unpas.
https://www.journal.unpas.ac.id/index.php/pendas/article/download/21698/10170/84738


Sendy Yunika
Stay at Home Mom - Blogger - Writer
Newest Older

Related Posts

Post a Comment