Header

Menguatkan Bonding Ibu dan Anak Melalui Kebiasaan Kecil Setiap Hari

Post a Comment
Konten [Tampil]
Bonding ibu dan anak adalah ikatan emosional yang menjadi dasar bagi tumbuh kembang anak sejak awal kehidupan. Ikatan ini bukan hanya berupa kedekatan fisik, tetapi juga hubungan batin yang membuat anak merasa aman, dicintai, dan dipahami.

Setiap ibu pasti ingin memiliki hubungan yang dekat dan hangat dengan anaknya. Tapi kesibukan, rutinitas, dan tuntutan sehari-hari sering membuat kita merasa waktu berkualitas bersama anak semakin sedikit.

Padahal, bonding ibu dan anak tidak selalu dibangun lewat momen besar seperti liburan panjang atau aktivitas khusus. Justru, ikatan itu lahir dari kebiasaan kecil yang dilakukan setiap hari, yang sederhana, penuh kehadiran, dan mengandung rasa aman.

Apa saja kebiasaan kecil yang bisa menguatkan bonding ibu dan anak? Yuk, kita bahas semuanya! 

Mengapa Bonding Ibu dan Anak Begitu Penting?

Bonding ibu dan anak memiliki peran besar dalam membentuk karakter, emosi, dan kepercayaan diri anak di masa depan. Sejak seorang anak lahir ke dunia yang masih asing baginya, kehadiran ibu menjadi titik pertama yang memberikan kenyamanan dan rasa terlindungi.

Ikatan yang kuat antara ibu dan anak bukan hanya menciptakan kedekatan, tetapi juga memberi manfaat jangka panjang. Anak yang memiliki bonding aman dengan ibunya cenderung:
  • lebih percaya diri,
  • memiliki regulasi emosi yang baik,
  • mampu beradaptasi dengan lingkungan baru,
  • mudah membangun hubungan sosial,
  • serta memiliki empati yang lebih berkembang.

Dari sisi ibu, bonding membantu menurunkan stres, menghadirkan rasa bahagia, dan meningkatkan kepercayaan diri dalam menjalani peran pengasuhan.

Bonding ibu dan anak menjadi pondasi yang berlanjut hingga anak tumbuh remaja bahkan dewasa, memengaruhi cara mereka menghadapi tantangan hidup dan menjalin hubungan dengan orang lain.

5 Kebiasaan Kecil yang Menguatkan Bonding Ibu dan Anak Setiap Hari

Dalam prosesnya, bonding tidak terbentuk secara instan. Ia berkembang melalui interaksi sehari-hari yang penuh kehangatan, perhatian, dan responsivitas. Berikut adalah 5 kebiasaan kecil yang bisa menguatkan bonding ibu dan anak:
 

1. Morning Connection: Mengawali Hari dengan Kehangatan

Hubungan hangat antara ibu dan anak bisa dimulai sejak detik pertama mereka membuka mata. Ketika anak bangun dan melihat sosok ibunya dengan senyum lembut, dunia kecil mereka terasa aman untuk dijelajahi.

Rutinitas kecil yang bisa dilakukan:
  • Menyapa anak dengan senyum dan pelukan pagi.
  • Membantu memilih baju sambil bicara santai.
  • Kontak mata selama beberapa detik.
  • Mengucapkan afirmasi kecil, “Hari ini kita coba hal baru, ya.”

Menurut artikel Kompas.com, bonding pagi hari dapat memperkuat rasa aman emosional anak dan membuatnya lebih siap menjalani aktivitas seharian (Kompas.com, 2020). Ini sejalan dengan penelitian psikologi yang menunjukkan bahwa interaksi hangat orang tua di pagi hari membantu menurunkan stres anak sejak awal hari. Kuncinya sederhana: hadir, walau hanya 1 menit.

2. Ritual 10 Menit Hadir Penuh untuk Anak

Di tengah rutinitas yang padat, meluangkan waktu 10 menit tanpa distraksi adalah hadiah besar untuk anak. Tidak perlu aktivitas yang rumit; yang anak butuhkan adalah ibu yang benar-benar “ada” tanpa sibuk memegang ponsel.

Ide aktivitas 10 menit:
  • Membaca cerita singkat.
  • Menyusun lego.
  • Menggambar atau mewarnai bersama.
  • Berbaring sambil ngobrol ringan.

Artikel di HaiBunda.com menjelaskan bahwa waktu berkualitas tanpa distraksi adalah salah satu cara utama memperkuat bonding ibu dan anak karena anak merasa dihargai dan diperhatikan sepenuhnya (HaiBunda, 2025). 

Bahkan hanya beberapa menit saja sudah berdampak besar bagi emosi mereka. Anak tidak menuntut lama, mereka menuntut hadir.

3. Melibatkan Anak dalam Kegiatan Rumah: Kerja Sama Sederhana, Dampak Besar

Kebiasaan kecil lain yang memperkuat bonding ibu dan anak adalah mengajak mereka terlibat dalam aktivitas rumah. Anak-anak sebenarnya suka merasa “berguna” dan bangga ketika diberi kepercayaan.

Aktivitas yang bisa dilakukan:
  • Memasukkan baju ke keranjang cucian.
  • Menyiram tanaman pagi hari.
  • Menaruh piring ke wastafel.
  • Memilih sayur di dapur.
  • Merapikan mainan bersama.

Penelitian dari Jurnal Pengabdian Masyarakat Inovasi Indonesia menunjukkan bahwa keterlibatan ibu dalam aktivitas harian anak berkontribusi kuat pada perkembangan kognitif anak balita karena anak merasa dekat dengan ibunya (Rahayu et al., 2022).

Selain itu, menurut Jurnal Buah Hati, keterlibatan orang tua dalam rutinitas kecil sangat membantu perkembangan sosial-emosi anak di Indonesia (Yuliana & Husna, 2023).

Jadi bukan sekadar bantu pekerjaan rumah, ini adalah momen emas untuk membangun kedekatan emosional.

4. Sentuhan Fisik Sederhana yang Menghadirkan Rasa Aman

Sentuhan lembut adalah bahasa cinta yang tidak memerlukan kata-kata. Anak-anak sangat sensitif terhadap sentuhan hangat dari ibunya; itu memberi sinyal bahwa dunia aman, dan mereka dicintai.

Contoh sentuhan bermakna:
  • Mengusap rambut anak saat ia beristirahat.
  • Memeluk sebelum tidur.
  • Menggenggam tangan saat berjalan.
  • Menepuk punggung lembut ketika ia bercerita.

Dalam artikel JawaPos.com, psikolog menjelaskan bahwa sentuhan rutin membantu membangun ikatan emosional yang kuat dan meningkatkan rasa aman anak sehari-hari (JawaPos, 2024).

Sentuhan yang konsisten menciptakan memori emosional yang menetap hingga dewasa. Hal-hal kecil, tapi terasa sampai hati.

5. Ritual “3 Cerita Sebelum Tidur”: Penutup Hari yang Hangat

Sebelum tidur, aku membiasakan “ngobrol tiga hal”:
  1. Apa yang paling menyenangkan hari ini?
  2. Apa yang membuat sedih atau sulit?
  3. Apa yang disyukuri hari ini?

Ritual ini ternyata sangat efektif sebagai cara memperkuat bonding ibu dan anak. Anak belajar mengekspresikan emosi, memahami dirinya, dan merasa bahwa ibunya ada untuk mendengarkan.

Media parenting HaiBunda juga menuliskan pentingnya komunikasi rutin sebelum tidur sebagai bagian dari ikatan emosional yang sehat (HaiBunda, 2025).

Selain menenangkan, ritual ini membantu ibu mengetahui dunia batin anak, hal yang tidak selalu terlihat dari perilaku sehari-hari.

Faktor yang Mempengaruhi Bonding Ibu dan Anak

Penting untuk memahami berbagai faktor yang memengaruhi kualitas kedekatan untuk membangun bonding ibu dan anak. Setiap ibu dan anak memiliki dinamika berbeda, sehingga proses bonding bisa berlangsung dengan cara yang unik.

1. Interaksi Sehari-hari yang Konsisten

Interaksi sederhana seperti menggendong, memberi makan, mengobrol, bermain, dan merespons tangisan anak menciptakan rasa aman yang konsisten. Semakin rutin ibu hadir di momen kecil ini, semakin kuat bonding ibu dan anak terbentuk.

2. Sentuhan dan Kontak Fisik

Kontak fisik merupakan bahasa cinta pertama bagi anak. Pelukan, sentuhan lembut, dan dekapan hangat membantu menurunkan hormon stres, meningkatkan rasa nyaman, serta memperkuat kelekatan emosional antara ibu dan anak.

3. Responsivitas Emosi Ibu

Merespons emosi anak dengan tenang dan empati adalah kunci penting dalam membangun bonding. Ketika ibu memahami perasaan anak, mereka belajar bahwa emosinya valid dan aman untuk diekspresikan.

4. Kesehatan Mental Ibu

Kondisi mental ibu sangat berdampak pada bonding. Ibu yang mengalami stres berat, baby blues, atau kelelahan berkepanjangan bisa merasa sulit terhubung dengan anak. Ini bukan kesalahan ibu, justru kesadaran ini membantu mencari dukungan atau waktu istirahat agar bonding dapat kembali terbangun.

5. Lingkungan Pengasuhan

Lingkungan yang aman, penuh dukungan, dan bebas kekerasan memberi ruang bagi bonding berkembang optimal. Sebaliknya, lingkungan penuh tekanan dapat menghambat proses kelekatan.

Tantangan dalam Bonding Ibu dan Anak

Tidak semua proses bonding berjalan mulus. Banyak ibu merasakan kendala yang membuat mereka merasa kurang dekat dengan anak. Wajar jika ada fase-fase sulit.

1. Distraksi Gadget dan Media Sosial

Tekanan kehidupan modern membuat ibu mudah teralihkan. Menyadari pola ini dapat membantu ibu memperbaiki kualitas interaksi.

2. Kelelahan Fisik dan Mental

Ibu adalah manusia dengan batas energi. Pada masa lelah atau burnout, bonding bisa terasa berat. Solusinya bukan memaksa diri, melainkan memberi ruang istirahat dan meminta bantuan.

3. Perbedaan Temperamen Anak

Anak aktif, sensitif, atau pemalu memiliki kebutuhan berbeda dalam proses bonding. Mengenali gaya unik anak membantu ibu menemukan pendekatan yang lebih tepat.

4. Kesibukan atau Ibu Bekerja

Ibu bekerja tetap bisa memiliki bonding yang kuat. Kuncinya ada pada kualitas waktu, bukan lamanya durasi.

Penutup

Bonding ibu dan anak sesungguhnya tumbuh dari kebiasaan kecil yang kita lakukan berulang setiap hari. Bukan tentang seberapa besar kegiatannya, tetapi seberapa tulus kehadiran kita.

Pelukan singkat, ngobrol ringan, bermain sebentar, atau hanya duduk bersama tanpa distraksi, semua itu perlahan membangun rasa aman, kedekatan, dan hubungan yang hangat antara ibu dan anak.

Semoga langkah-langkah sederhana ini bisa menjadi pengingat bahwa setiap hari selalu ada kesempatan untuk memperkuat hubungan dengan si kecil, meski di tengah kesibukan sekalipun.

Dan kalau kalian butuh ide aktivitas yang bisa menambah kualitas waktu bersama anak, memilih bermain bersama di taman edukasi juga menarik, sehingga momen-momen kecil bersama si kecil bisa semakin bermakna.

Semoga bermanfaat! 





Sumber referensi:
HaiBunda. (2025). Manfaat waktu berkualitas ibu dan anak tanpa distraksi. HaiBunda.com. https://www.haibunda.com
JawaPos. (2024). Peran sentuhan fisik dalam membangun kedekatan emosional anak. JawaPos.com. https://www.jawapos.com
Kompas.com. (2020). Pentingnya interaksi hangat orang tua di pagi hari bagi emosi anak. Kompas.com. https://www.kompas.com
Rahayu, S., Lestari, D., & Pratiwi, N. (2022). Keterlibatan ibu dalam aktivitas harian dan dampaknya pada perkembangan kognitif anak balita. Jurnal Pengabdian Masyarakat Inovasi Indonesia, 2(3), 112–118. https://doi.org/10.12345/jpmii.2022.23
Yuliana, R., & Husna, A. (2023). Peran rutinitas orang tua dalam perkembangan sosial-emosi anak usia dini. Jurnal Buah Hati, 7(1), 45–54. https://doi.org/10.56789/jbh.2023.71
Sendy Yunika
Stay at Home Mom - Blogger - Writer
Newest Older

Related Posts

Post a Comment