Iklan

Header

Anak Tantrum? Taklukkan dengan Cara Ini!

15 comments
Konten [Tampil]
anak tantrum
Hai teman-teman! Apa kabar??
Kali ini aku mau membahas tantrum nih. Siapa di sini yang anaknya sering tantrum? Yang anaknya masih sering nangis saat asik bermain dan tiba-tiba di suruh mandi? Atau guling-guling di lantai sebelum dapat mainan yang diinginkannya?

Bingung ya menghadapi anak yang sedang tantrum?! Memang kita butuh kesabaran yang luar biasa dan tentu perlu tahu ilmunya. Masalahnya nih, kebanyakan kita belum tahu ilmunya. Jadi ketika menghadapi anak tantrum, kita sering tersulut emosi dan akhirnya ikutan tantrum juga deh. Hehe..

Nah, teman! Mau tahu jenis tantrum apa saja? Bagaimana cara mencegah dan cara mengatasi anak yang sedang tantrum??

Tapi sebelum menelisik jauh, apa sih yang dimaksud tantrum itu?
Tantrum, atau yang disebut rewel adalah keadaan dimana anak belajar meregulasi emosinya dan belum mampu menyampaikan perasaannya dengan tepat. Tantrum ini umumnya terjadi pada anak usia 1-5 tahun.

Saat tantrum, anak berada berada dalam keadaan emosi yang kuat, atau yang disebut dengan peak emotion. Peak emotion merupakan gerbang tertanamnya keyakinan ke bawah sadar alias gerbang terbentuknya jejak bawah sadar.

Oleh sebab itu, mba Okina Fitriani dkk menyebutkan dalam bukunya Enlightening Parenting, bahwa kemampuan dan kejelian orangtua dalam mencegah terjadinya tantrum jauh lebih penting daripada mengatasi tantrum.

Nah, sebelum membahas cara mengatasi tantrum. Sebaiknya kenalan dulu dengan 4 jenis penyebab tantrum. Check it out!

4 Jenis Tantrum

jenis tantrum
1. Frustasi

Sederhananya, frustasi adalah bentuk dari perasaan kecewa yang disebabkan oleh terhalangnya atau tidak tercapainya tujuan.

Mengapa anak merasakan frustasi? Karena kemampuan dan kapasitas anak yang masih terbatas. Pengalaman hidup dan keterampilan hidupnya juga masih minim. Frustasi yang anak rasakan tidak sama levelnya dengan frustasi yang kita rasakan sebagai manusia dewasa.

Frustasi yang dialami anak-anak dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu:

1. Pertahankan fisik ( Physical Endurance) yang melemah, seperti; lapar, lelah dan mengantuk.

2. Pertahankan Psikologis (Psychological Endurance) yang melemah, seperti; bosan, tegang dan tertekan.

3. Tidak siap menghadapi stimulus dan penolakan. Contohnya ketika anak menginginkan sesuatu tetapi kita menolaknya, tidak memberikannya atau malah melarangnya. Di saat itulah anak tidak siap menerima penolakan kita dan terjadilah tantrum.

2. Ingin Mendapatkan Perhatian Segera

Perhatian yang dibutuhkan anak-anak pada enam tahun awal usianya diibaratkan seperti tumbuhan yang memerlukan air dan sinar matahari.

Anak yang cukup mendapatkan perhatian dan kelekatan atas hal-hal baik yang dilakukannya akan tumbuh menjadi anak yang mampu menghargai orang lain, percaya diri dan tangguh.

Tetapi kebanyakan kita sebagai orangtua menganggap sikap dan perilaku anak yang sesuai atau ketika mereka berbuat hal-hal baik adalah hal wajar sebagaimana mestinya. Dan lebih fokus pada perbuatan anak yang negatif. Padahal perbuatan tersebut mungkin hanya terjadi sekali-dua kali dalam seminggu.

Jadi, ketika orangtua bereaksi saat anak melakukan perbuatan negatif, maka tidak heran jika mereka melakukan perbuatan tersebut sebagai "senjata" untuk mencari perhatian kita.

Untuk itu, yuk mulai belajar memberi apresiasi pada anak atas hal-hal kecil yang mereka lakukan, atas sikap baik yang mereka kerjakan. Agar anak merasa selalu diperhatikan dan dihargai.

3. Cara Tantrum Selalu Berhasil

Ketika anak tantrum saat menginginkan sesuatu dan orangtua luluh sehingga anak mendapatkan apa yang ia inginkan, maka cara ini akan menjadi "senjata" berikutnya.

Apabila kita termasuk orangtua yang akan melakukan apa saja agar anak berhenti tantrum, apapun alasannya. Entah karena berisik, malu dilihat orang atau terlalu panik, maka anak akan memakai senjatanya untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

Ketika percobaan yang anak lakukan dengan senjatanya ini berhasil, maka bawah sadarnya akan merekam. Meskipun pada kesempatan berikutnya orangtua sadar apa yang dilakukan adalah salah, ada kemungkinan anak akan mencobanya terus dan berulang-ulang hingga batas pertahanan orangtua habis.

4. Gangguan Perkembangan atau Gangguan Psikotik

Tantrum pada anak dengan gangguan perkembangan seperti autism dalam berbagai spektrum, gangguan sensori, gangguan perhatian hingga gangguan psikotik memiliki karakteristik yang agak berbeda. Penanganan tantrum jenis ini perlu dikonsultasikan karena memiliki spesifikasi pada tiap gangguan.

Cara Ampuh Mencegah Tantrum

mencegah tantrum
1. Pahami Dunia Anak

Anak yang merasa dipahami akan lebih terbuka untuk mendengarkan dan melakukan apa yang dikatakan. Tentunya, orangtua lah yang paling memahami anaknya. Karena orangtua tahu tentang segala sesuatu mengenai anaknya. Setuju kan, teman?

Memahami dunia anak sama artinya dengan membangun kepercayaan (trust) pada anak bahwa kita mengerti mereka.

Prinsip membangun kedekatan dengan anak yang sering dilupakan adalah dengan cara sejajarkan mata kita dengan anak dan posisikan tubuh kita seperti berlutut ketika berkomunikasi dengannya.

2. Jadilah Peka dengan Mengasah Ketajaman Indera

Untuk menunjang keberhasilan cara kedua ini, kita harus paham prinsip cara pertama di atas. Karena ketika kita memahami anak, kita masuk ke dunia mereka, maka kita akan semakin mengerti dan peka terhadap sinyal-sinyal tubuh anak.

Kita akan dengan mudah memahami saat anak mulai merasa kelelahan, bosan, lapar, mengantuk dan perasaan tidak nyaman lainnya. Nah, dengan kepekaan ini kita akan terhindar dari keriwehan untuk mengahadapi tantrum anak. Karena kita berhasil mencegahnya.

"Anak yang dibesarkan oleh orangtua yang cepat tanggap atau peka terhadap tanda-tanda ketidaknyamanannya, akan tumbuh menjadi anak yang juga tanggap terhadap ketidaknyamanan orangtuanya."

 

Cara Ajaib Mengatasi Tantrum

mengatasi tantrum
Ini pasti poin yang paling ditunggu-tunggu nih. Iya apa iya?? Hehe.

Pasti kalian banyak yang sudah tahu cara-cara yang harus dilakukan saat menghadapi anak tantrum. Tapi semoga cara yang satu ini kalian belum tahu, semoga. Agar tak kecewa hatimu membaca tulisanku ini, wahai Dinda dan Kanda. Hehe.

Oke, simak baik-baik ya!

Untuk mengatasi anak tantrum, posisikan tubuh kita sejajar dengan posisi anak, kemudian ikuti dan ulangi kata-kata yang anak ucapkan secara berulang-ulang dengan cepat. Tentunya gunakan nada yang rendah, bukan nada tinggi dan membentak.

Dalam hitungan menit, bahkan disebutkan hanya dalam satu menit, anak akan langsung tenang. Waw!! Tapi jujur aku belum pernah mencoba cara ini sih, teman.

Eit, masih ada lanjutannya nih! Setelah anak tenang, lanjutkan katakan hal yang kita inginkan darinya berulang-ulang dengan nada yang lembut dan cepat. Walaaa!!! Lihat keajaibannya!

Ini adalah metode cavemen yang diajarkan oleh Dr. Harvey Karp, dalam bukunya The Happiest Toddler on the Block. Metode ini adalah bentuk lain dari proses memahami lalu memindahkan fokus (Acknowledging and reorienting).

Tapi, tapi.. ada yang perlu diperhatikan nih, teman! Meski kita sudah tahu caranya, sudah berhasil mengaplikasikannya dan sudah sangat memahami metode ini, tetaplah fokus pada pencegahan. Cegahlah tantrum sebelum terjadi. Karena anak yang sering mengalami tantrum (lonjakan emosi) akan menyebabkan mudah depresi dan cemas.

Nah, itu tadi pembahasan tentang tantrum. Jujur aku juga baru tahu ada teknik ajaib untuk mengatasi tantrum, teman. Tapi semoga kita selalu bisa mencegah tantrum anak dengan baik, ya. Agar semua senang.

Semoga bermanfaat :)

Related Posts

15 comments

  1. iyanih biasanya anak umur 1-5 tahun emang sering banget tantrum jadi pusing sendiri liatnya, dan untuk tipsnya terimakasih banyak ya bisa menjadi cara mengatasi anak kalau lagi tantrum

    ReplyDelete
  2. Biasanya saya cuekin, akhirnya dia tahu tantrum tidak berhasil. Tapi kalau ada Mamah say, tantrumnya makin jadi

    ReplyDelete
  3. Hihi baru berapa hari kemarin mengalami anak tantrum. Kadang kalau ga banyak-banyak istigfar, suka terbawa dalam suasana emosi juga.

    Ah beruntungnya, bisa baca artikel ini, aku mau coba praktikkan metode Cavemen ini. Makasih ilmunya mba Sendy.

    ReplyDelete
  4. Alhamdulilah saya punya 4 anak dan gak ada satupun yang hobby tantrum, ketika dilarang, mereka ya nurut

    karena saya sering lihat anak2nya teman tantrum dan lama/susah banget mengatasinya

    ReplyDelete
  5. Wah aku baru tahu jika ada istilahnya...

    Sering kali tantrum emang bikin awarkd ya apalgi jika terjadi do luar rumah hahaa

    Nah betul pencegahan lebih baik yak. . Emang harus stok sabar yg banyak hahaha

    Karena cnderung target dr tanrum anak2 tuh adalah emosinya sih ortu..termasuk yg meloloskan keinginannya

    ReplyDelete
  6. Baca ini jadi inget pas si adek tantrum di early 2 tahunnya. Parah bgt kadang bikin emosi. Untuk segera inget teori2 tantrum, jd lebih bisa dikendalikan dan alhamdulillah uda aman. Meski msh ada tantrum2 di stage usia selanjutnya. Tp memang kuncinya emaknya hrs mindfull dan posisikaj sejajar anak :) thanks mba

    ReplyDelete
  7. Ya Allah langsung merinding baca caranya mom, ini yang kadang suka diabaikan ya, berdidi sejajar :( siap diingat dan dipraktikkan nih, thanks a lot mom :)

    ReplyDelete
  8. Catet nih perlu diterapin buat anak kalo lg tantrum. Anak aku usia 4.5thn kadang masih suka tantrum soalnya

    ReplyDelete
  9. Saya pernah baca, tantrum ini harus di manaje atau diselesaikan. Jika tidak akan berdampak buruk di masa remaja dan dewasa.

    ReplyDelete
  10. Wah gitu yak wkwkw aku jg baru denger ini lhoo. Cobain ah ntar kalo si bocil tantrum wkwkw. Semoga berhasil yak

    ReplyDelete
  11. Banyak memang orang tua yg nggak tau gimana cara menghadapi anak tantrum. Beberapa ada yg luluh, nggak sedikit juga malah keras.

    Aku izin share ya mbak. Makasih.

    ReplyDelete
  12. Wahh..makasih diingatkan mba, sudah lama banget saya baca enlightening parentingnya mba Okina Fitriani. Terus tehnik cavemen ketika anak tantrum udah pernah saya lakukan tapi terlupakan ketika anak kedua lahir.

    ReplyDelete
  13. makasih mbak remindernya, kebetulan bocil lagi masuk 2th, udah mulai aneh tingkahnya hahahaha tantrum sih belum alhamdulillah

    ReplyDelete
  14. Makasih mba', Jadi sedikit lebih tau tentang pencegahan anak dari Tantrum. Paling tidak ini bisa menjadi bekal aku.

    ReplyDelete
  15. tantrum anak adalah dilema setiap emak di 6 - 7 tahun perkembangan anak pertama sejak lahir. makanan sehari - hari itu, hehehe. udah berbagai macam cara dilakukan kadang yang paling utama adalah emaknya harus tenang dulu ya, gak ikut emosi, hehehe. yang paling sering aku lakukan seperti kata kakak, memposisikan diri sejajar dengan anak dan berkata lembut. inipun harus extra sabar ya, emaknya harus cool emosi nya, hehe

    ReplyDelete

Post a Comment